Pas Marque – Sri Mulyani menjalani hari penuh haru saat resmi melepas jabatannya sebagai Menteri Keuangan pada Selasa 9 September 2025. Pada kesempatan itu, ia memilih kebaya berwarna rose gold yang bukan sekadar busana tradisional, tetapi juga simbol kelembutan sekaligus keteguhan seorang perempuan Indonesia. Kehadirannya di Kantor Kementerian Keuangan Jakarta menjadi momen terakhir sebagai pemimpin yang telah mengabdi hampir satu dekade. Perpisahan ini terasa istimewa karena bukan hanya tentang pergantian jabatan, melainkan juga refleksi panjang atas perjalanan kariernya. Rose gold yang dikenakan memperkuat pesan pemulihan jiwa atau emotional healing, terlebih setelah ia menghadapi masa sulit pasca insiden penjarahan rumahnya beberapa waktu lalu. Dalam suasana penuh kehangatan, Sri Mulyani pamit kepada ratusan pegawai Kemenkeu yang melepasnya dengan bunga mawar sebagai tanda penghormatan terakhir.
Pemilihan kebaya rose gold oleh Sri Mulyani pada hari perpisahannya memunculkan sorotan luas. Bukan hanya karena warnanya yang anggun, tetapi juga makna mendalam di balik pilihan tersebut. Menurut pakar warna, rose gold merepresentasikan kasih sayang, kehangatan, sekaligus daya tarik emosional yang kuat. Dalam konteks Sri Mulyani, warna itu menjadi simbol pemulihan diri setelah menghadapi tekanan besar. Sejak menjabat, ia dikenal selalu setia mengenakan kain Nusantara seperti batik, tenun, dan songket sebagai bentuk diplomasi budaya. Di forum internasional sekalipun, ia tetap membawa busana khas Indonesia. Dalam kebaya terakhirnya, makna itu semakin kuat karena ia menutup kiprahnya dengan pakaian yang mencerminkan identitas dan filosofi hidup. Rose gold menjadi penanda bahwa kepergiannya dari Kemenkeu bukanlah akhir, melainkan awal perjalanan baru dengan semangat yang lebih tenang.
Karier panjang Sri Mulyani di pemerintahan tercatat sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia memimpin Kementerian Keuangan pada periode 2005 hingga 2010 sebelum sempat berkarier di Bank Dunia. Pada tahun 2016, ia kembali dipercaya Presiden Joko Widodo untuk memimpin Kemenkeu hingga 2024. Setelah pergantian pemerintahan, Presiden Prabowo Subianto sempat memintanya kembali, sebelum akhirnya reshuffle kabinet menggantikan posisinya dengan Purbaya Yudhi Sadewa. Selama menjabat, Sri Mulyani selalu dikenal sebagai sosok yang tegas, profesional, dan membawa misi besar dalam menjaga stabilitas keuangan negara. Meski penuh tantangan, ia berhasil mempertahankan reputasi Kemenkeu sebagai lembaga yang berwibawa. Dengan segudang pengalaman internasional dan penghargaan prestisius, ia tetap menampilkan kesederhanaan melalui busana khas Indonesia yang lekat dengan identitas budaya Nusantara.
“Simak juga: Bali Banjir Parah! Denpasar Lumpuh, Balita dan Lansia Dievakuasi”
Bagi Sri Mulyani, busana bukan sekadar gaya, melainkan alat diplomasi budaya yang penting. Hampir di setiap kesempatan resmi, ia tampil dengan kebaya, batik, atau kain tenun yang dirancang perajin lokal. Hal ini menjadi pesan bahwa produk Indonesia mampu bersaing sekaligus memperlihatkan kekayaan tradisi. Bahkan dalam forum ekonomi global, ia tak ragu mengenakan busana Nusantara sebagai bentuk representasi budaya. Pilihan ini selalu dipadukan dengan aksesoris buatan pengrajin dalam negeri, menjauhkan dirinya dari kesan glamor brand internasional. Filosofi yang ia pegang teguh adalah bahwa kebaya mencerminkan kelembutan sekaligus keberanian seorang perempuan. Dengan filosofi itu pula ia menutup masa jabatannya di Kemenkeu, menunjukkan konsistensi antara kata, sikap, dan simbol yang ia kenakan. Fashion menjadi sarana menyampaikan pesan mendalam tentang identitas, kekuatan, dan rasa bangga sebagai perempuan Indonesia.
Acara serah terima jabatan di Kantor Kemenkeu menjadi puncak momen perpisahan Sri Mulyani. Dalam balutan kebaya rose gold, ia menyampaikan pidato penuh rasa syukur sekaligus permintaan maaf kepada seluruh jajaran. Tangis haru pecah ketika ratusan pegawai memberikan bunga mawar sebagai tanda penghormatan. Peristiwa ini tidak hanya menandai akhir sebuah jabatan, tetapi juga simbol emotional healing bagi dirinya. Usai menghadapi masa sulit akibat penjarahan rumah yang menimpanya, Sri Mulyani memilih tampil dengan busana yang menenangkan jiwa. Pesan yang ia tinggalkan adalah bahwa setiap perjalanan memiliki akhir, namun warisan semangat dan integritas akan terus hidup. Momen ini menjadi catatan sejarah di mana seorang pemimpin perempuan menutup tugasnya dengan elegan, penuh makna, dan menyentuh hati banyak orang yang menyaksikan perpisahan tersebut.
Artikel ini bersumber dari wolipop.detik.com dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di pasmarque.com
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa