
Pas Marque – JFW 2026 resmi dibuka di PIM 3 Jakarta pada Senin 27 Oktober 2025 dan langsung mencuri perhatian publik. Ajang mode terbesar di Indonesia ini menghadirkan total 34 jadwal show yang digelar hingga 2 November 2025. Tahun ini, JFW 2026 tampil lebih megah dengan melibatkan desainer ternama dari tiga negara ASEAN yaitu Malaysia Singapura dan Filipina. CEO JFW Svida Alisjahbana mengungkapkan bahwa negara-negara ASEAN kini menunjukkan minat tinggi untuk ikut serta dalam ajang tahunan ini. Ia menilai bahwa dunia mode di kawasan Asia Tenggara sedang berkembang pesat dan JFW menjadi panggung penting bagi kolaborasi lintas negara. Dengan mengusung tema besar Legacy of Style, ajang ini menjadi simbol semangat untuk mengangkat kreativitas dan identitas fesyen regional ke level internasional.
Partisipasi desainer dari Malaysia Singapura dan Filipina menjadi sorotan besar dalam gelaran JFW 2026. Ketiganya tampil dalam segmen khusus bertajuk ASEAN Fashion Parade yang menampilkan rancangan mewah nan elegan sesuai tema utama tahun ini. Desainer Rizman Ruzaini dari Malaysia, Francis Libiran dari Filipina, dan Frederic Lee dari Singapura membawa karya yang menggambarkan karakter budaya masing-masing negara. Svida Alisjahbana menjelaskan bahwa keterlibatan tiga negara ini adalah langkah awal menuju kolaborasi mode ASEAN yang lebih luas di masa depan. Ia juga menegaskan bahwa JFW 2026 menjadi jembatan penting dalam memperkuat hubungan kreatif antarnegara kawasan. Meski ruang masih terbatas, pemilihan tiga negara tersebut dinilai tepat karena industri mode mereka sudah berkembang pesat dan memiliki pengaruh besar dalam lanskap fesyen Asia.
“Baca juga: Irish Bella Akhirnya Buka Suara Soal Isu Lavender Marriage dengan Haldy Sabri!”
Keberhasilan menghadirkan desainer dari tiga negara ASEAN menjadi dorongan kuat bagi JFW untuk memperluas kolaborasi di tahun-tahun mendatang. Svida Alisjahbana mengungkapkan bahwa pihaknya berencana menggandeng negara-negara ASEAN lain secara bergantian di setiap edisi berikutnya. Tema yang diusung pun akan menyesuaikan perkembangan tren mode di kawasan, mulai dari couture hingga wastra tradisional yang kaya nilai budaya. Ia berharap ke depan JFW dapat menjadi wadah bagi semua negara ASEAN untuk memamerkan potensi mode terbaik mereka. Bahkan Svida membuka peluang untuk meluncurkan ASEAN Fashion Festival di dalam JFW agar kerja sama ini semakin besar skalanya. Upaya tersebut menunjukkan bahwa Jakarta siap menjadi pusat mode Asia Tenggara yang mampu menyaingi kota-kota besar dunia seperti Paris dan Milan.
Selain para desainer, perhatian besar juga datang dari pengunjung luar negeri yang diperkirakan akan hadir langsung di JFW 2026. Svida optimistis jumlah tamu internasional meningkat setelah bertemu dengan para buyer dan jurnalis dari berbagai negara di ajang Tranoi Trade Show di Paris beberapa waktu lalu. Menurutnya, peluang untuk memperkenalkan karya desainer Indonesia ke pasar global semakin terbuka lebar. Kehadiran wartawan asing juga menjadi bukti bahwa JFW kini mendapat pengakuan di tingkat internasional. Dari sisi pengunjung, ajang ini selalu menjadi magnet bagi pecinta mode dan pelaku bisnis yang ingin melihat tren terbaru. Dengan meningkatnya eksposur dan dukungan global, JFW 2026 diyakini mampu mengangkat pamor mode Indonesia dan ASEAN sekaligus mengokohkan posisinya sebagai barometer gaya di kawasan Asia.
Tidak hanya menampilkan pertunjukan mode megah, JFW 2026 juga memperkenalkan ajang Fashion Force Award bagi jenama independen. Kompetisi ini dihadirkan untuk menunjukkan keberanian bereksperimen dan konsistensi visi dalam membentuk identitas mode yang kuat. Satu finalis asal Singapura akan ikut berkompetisi tahun ini sebagai langkah awal kolaborasi kreatif antarnegara di Asia Tenggara. Para pemenang tidak hanya tampil di panggung utama JFW tetapi juga dibawa ke Tranoi Trade Show di Paris. Ajang tersebut menjadi peluang besar bagi desainer untuk memperluas jaringan bisnis di pasar internasional yang kompetitif. Tahun sebelumnya, desainer Indonesia yang tampil di Paris berhasil menarik perhatian banyak buyer dari berbagai kota besar dunia. Hasil tersebut menjadi bukti bahwa karya mode Indonesia memiliki daya tarik tinggi di kancah global. Inisiatif ini menegaskan bahwa Jakarta siap menjadi ibu kota mode Asia Tenggara dengan talenta yang mendunia.
Artikel ini bersumber dari liputan6 dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di pasmarque
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa